
Berbicara mengenai teori pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi sendiri dimaknai sebagai peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan layanan jasa yang biasanya dihitung oleh suatu negara dalam kurun waktu tertentu. Ekonomi suatu negara dapat dikatakan bertumbuh ketika kegiatan ekonomi masyarakatnya berdampak langsung pada kenaikan produksi barang dan jasa. Aktivitas ini juga turut menjadi faktor naiknya pendapatan nasional.
Dalam perkembangannya, ada sejumlah teori pertumbuhan ekonomi yang dicetuskan para ahli seperti yang beredar dalam buku pengantar ekonomi. Teori-teori tersebut muncul untuk menjelaskan siklus pertumbuhan sekaligus faktor yang berpengaruh langsung terhadap peningkatan perekonomian nasional. Di antara banyaknya teori yang bermunculan dari masa ke masa, Anda bisa berkenalan lebih jauh dengan lima teori populer berikut ini.
Teori Klasik
Salah satu teori pertumbuhan ekonomi tertua yang telah ada sejak abad ke-18 adalah teori klasik. Adam Smith, tokoh terkemuka yang kerap dikaitkan dengan teori ini memiliki anggapan bahwa perekonomian penduduk dalam suatu negara akan dapat meraih titik tertinggi melalui sistem liberal. Sistem tersebut terdiri dari dua unsur utama, yakni pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Meski demikian, konsep awal teori ini mendapatkan tentangan dari tokoh lainnya, David Ricardo.
Ia beranggapan bahwa pertumbuhan penduduk sebenarnya tidak memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sebaliknya, hal itu hanya akan membuat tenaga kerja produktif bertambah banyak sehingga dapat berdampak pada penurunan upah pekerja. Menurut Adam Smith, perekonomian akan tumbuh dan berkembang jika ada pertambahan penduduk yang memperluas pasar dan mendorong spesialisasi.
Biar kamu punya gambaran lebih tentang teori dari Adam Smith, coba kamu simak cerita berikut, ya! Ada negara X yang punya sedikit penduduk, dan negara Y yang punya banyak penduduk. Kebutuhan hidup masyarakat di negara X lebih sedikit, sehingga tidak menciptakan permintaan barang/jasa yang banyak dan beragam di pasar. Hal ini akhirnya menyebabkan pekerjaan penduduk di negara X hanya seputar kebutuhan dasar. Lain dengan negara Y yang punya penduduk dengan jumlah jauh lebih banyak, kebutuhan penduduk yang lebih banyak menciptakan permintaan barang/jasa yang lebih banyak dan beragam juga. Hal ini tentunya mendorong adanya diversifikasi dan spesialisasi peran, sehingga semakin banyak barang/jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Alhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara Y. Nah, inilah yang membuat mas Adam berpikir kalo pertambahan penduduk itu tinggi, secara tidak langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Teori Neoklasik
Dikutip dari bintangtrainer.com, Teori pertumbuhan ekonomi ini sebenarnya merupakan perkembangan dari teori klasik yang telah lebih dulu diperkenalkan oleh Adam Smith. Tokoh yang mengemukakannya adalah dua ekonom senior bernama Robert Solow dan T. W. Swan. Oleh karena itu, teori ini dikenal pula sebagai model pertumbuhan ekonomi Solow-Swan.
Aliran Neoklasik memusatkan teorinya pada tiga faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, yakni modal, tenaga kerja, dan perkembangan teknologi. Teori ini meyakini bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan per kapita. Namun, tanpa adanya teknologi modern yang berkembang, peningkatan tersebut tidak akan dapat memberikan hasil positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Teori Neokeynes
Dicetuskan oleh ahli ekonomi Roy F. Harrod serta Evsey D. Domar, teori Neokeynes berpendapat jika pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh modal, permintaan, dan investasi. Ketiganya berperan penting dalam peningkatan produksi nasional suatu negara yang akan berpengaruh pula pada peningkatan ekonomi di negara tersebut. Hal ini dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek maupun menengah.
Beberapa pendukung teori Neokeynes juga menyoroti pentingnya kegiatan investasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Mereka beranggapan bahwa menanam modal akan membantu peningkatan produksi nasional, baik dalam skala kecil maupun besar.
Teori Ekonomi Baru
Dikenal pula dengan istilah model pertumbuhan endogen, teori pertumbuhan Ekonomi Baru dikembangkan oleh Robert Lucas dan Paul Romer. Teori ini memusatkan siklusnya pada sumber daya manusia yang menjadi modal utama peningkatan produksi dan ekonomi nasional. Menurut Lucas dan Romer, tenaga kerja yang memiliki wawasan luas, pendidikan tinggi, dan pelatihan profesional bisa mempercepat perkembangan industri dan teknologi. Sebagai hasilnya, kegiatan produksi nasional pun dapat ditingkatkan dengan lebih cepat.
Teori Historis
Sebagai salah satu teori ekonomi populer, teori historis dikembangkan oleh sejumlah ahli ekonomi yang memiliki pandangan berbeda-beda, tetapi sama-sama berpusat pada kegiatan ekonomi masyarakat. Beberapa ahli yang terkenal sebagai pengembang teori pertumbuhan ekonomi ini adalah Karl Bucher, Werner Sombart, dan Frederich List.
Karl Bucher mencetuskan teorinya bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dipengaruhi oleh hubungan antara produsen dan konsumen melalui tingkatan rumah tangga tertutup, kota, kemasyarakatan, hingga dunia. Tak jauh berbeda dari teori Bucher, Werner Sombart juga mengelompokkan peran masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi, dari tahapan perekonomian tertutup, tahapan pertumbuhan industri, hingga tahapan kapitalis.
Menurut Frederich List pertumbuhan ekonomi dikelompokkan menurut kebiasaan masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidupnya melalui tata cara produksi. Kurang lebih pengelompokan ini ada 4, yakni: berburu dan mengembara (bergantung pada alam) beternak dan bertani bertani dan kerajinan kerajinan, industri, dan perniagaan.
Menurut Werner, pertumbuhan ekonomi terjadi karena masyarakat memiliki susunan organisasi dan ideologi masyarakat. Menurut Werner ada 3 zaman yaitu Zaman Perekonomian Tertutup, yaitu masyarakat masih terbatas dalam menghasilkan barang dan dilakukan secara kekeluargaan Zaman Kerajinan dan Pertumbuhan, yaitu sudah ada pembagian kerja dalam masyarakat Zaman Kapitalis, yaitu ketika sudah ada pemilik modal.
Itulah lima teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli tentang faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan ekonomi nasional di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Kelima teori di atas memang memiliki pandangan yang berbeda satu sama lain. Meski demikian, teori-teori tersebut tetap dapat dijadikan salah satu referensi untuk memahami pergerakan dan pertumbuhan ekonomi di negara kita sendiri.