Apa yang Dirasakan Anak Saat Mengalami Speech Delay? Simak Penjelasannya

Ayah Bunda, saat anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay, bukan hanya kita sebagai orangtua yang merasa khawatir atau bingung—si kecil juga bisa merasakan berbagai hal yang memengaruhi kenyamanan emosional dan sosialnya. Sayangnya, anak dengan keterlambatan bicara sering tidak mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal. Maka, penting bagi kita memahami apa yang sebenarnya dirasakan anak saat mengalami speech delay.

Dengan memahami dunia dari sudut pandang anak, Ayah Bunda bisa memberikan dukungan yang lebih tepat, penuh empati, dan cepat mengambil langkah untuk membantunya berkembang lebih baik.

🎯 Apa Itu Speech Delay?

Speech delay adalah kondisi di mana perkembangan kemampuan bicara dan bahasa anak lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya. Misalnya, saat anak usia 2 tahun belum bisa mengucapkan dua kata yang dirangkai menjadi kalimat sederhana (“mau makan”, “ambil bola”), atau belum bisa menyebut nama benda-benda umum yang ia lihat sehari-hari.

Namun, speech delay tidak selalu berarti anak tidak mengerti. Banyak anak yang mengalami speech delay tetap memiliki pemahaman yang baik, tetapi tidak mampu mengekspresikan diri dengan kata-kata.

 


😞 Apa yang Dirasakan Anak Saat Mengalami Speech Delay?

Berikut adalah sejumlah perasaan dan kondisi yang kemungkinan dirasakan anak:

1. Frustrasi

Anak ingin menyampaikan sesuatu—seperti meminta mainan, menolak makanan, atau menceritakan sesuatu yang ia lihat—namun tidak bisa menyampaikannya dengan kata-kata. Hal ini sering membuat anak merasa frustrasi dan akhirnya melampiaskan lewat tantrum, menangis, atau memukul.

2. Merasa Tidak Dimengerti

Anak dengan speech delay mungkin sering merasa tidak dipahami oleh orang di sekitarnya. Ia berbicara dengan suara tidak jelas atau menunjukkan gestur tertentu, tapi orang dewasa tidak selalu bisa menebak maksudnya. Ini bisa menimbulkan rasa tidak percaya diri dan bahkan membuat anak menarik diri dari lingkungan.

3. Kesulitan Bersosialisasi

Saat anak tidak bisa berbicara dengan jelas, ia mungkin mengalami kesulitan bermain dengan teman sebayanya. Komunikasi adalah kunci dalam proses bermain dan menjalin hubungan sosial. Jika komunikasi terhambat, anak bisa merasa kesepian, tersisih, atau tidak diterima.

4. Cemas dan Bingung

Beberapa anak bisa mulai merasa cemas atau bingung, terutama saat mereka mulai menyadari bahwa teman-teman sebayanya sudah bisa berbicara lancar. Mereka mungkin mulai bertanya-tanya “kenapa aku tidak bisa seperti mereka?” meski tidak terucap secara verbal.

5. Bisa Saja Tidak Menyadari Apa yang Terjadi

Sebagian anak dengan speech delay juga tidak menyadari ada sesuatu yang berbeda pada dirinya. Namun tetap saja, ketidakmampuan mereka untuk mengikuti arus komunikasi di sekitarnya akan berdampak jangka panjang jika tidak segera ditangani.

 


💬 Tanda-Tanda Emosional yang Perlu Ayah Bunda Waspadai

Meskipun anak belum bisa mengungkapkan perasaannya, berikut adalah tanda-tanda bahwa ia mungkin mengalami tekanan emosi akibat speech delay:

  • Mudah marah atau tantrum tanpa sebab jelas
  • Menunjukkan perilaku agresif (memukul, melempar barang)
  • Menarik diri dari lingkungan sosial
  • Tampak kurang percaya diri atau enggan mencoba berbicara
  • Menghindari kontak mata saat diajak bicara

 


👨‍👩‍👧‍👦 Peran Ayah Bunda: Hadir dan Mendukung

Salah satu hal paling penting yang bisa dilakukan Ayah Bunda adalah hadir secara emosional. Anak dengan keterlambatan bicara sangat membutuhkan dukungan dan pemahaman dari lingkungan terdekatnya, terutama dari orangtuanya.

Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:

✅ Dengarkan dan Tanggapi dengan Penuh Kesabaran

Meskipun anak tidak berbicara jelas, tanggapi setiap upaya komunikasi mereka—baik berupa gesture, suara, atau tatapan mata. Ini membantu anak merasa dihargai.

✅ Gunakan Bahasa Tubuh dan Visual

Gunakan gambar, ekspresi wajah, atau bahasa tubuh untuk memperkuat komunikasi sehari-hari. Ini akan membantu anak lebih mudah memahami makna kata-kata.

✅ Ajak Bicara Secara Konsisten

Terus ajak anak berbicara meskipun ia belum bisa membalas. Ceritakan aktivitas sehari-hari, tanyakan pendapatnya, dan beri jeda agar ia bisa mencoba merespons.

✅ Hindari Membandingkan

Jangan membandingkan anak dengan sepupu, tetangga, atau teman sebayanya. Setiap anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda. Fokuslah pada progres anak sendiri.

 


Speech Delay Bisa Diatasi: Terapi Wicara adalah Solusinya

Kabar baiknya, speech delay bisa diatasi dengan terapi yang tepat. Terapi wicara akan membantu anak mengembangkan kemampuan berbahasa, mengucapkan kata dengan benar, dan memperluas kosa kata.

Terapis wicara akan menyusun program sesuai kebutuhan anak dan bekerja sama dengan orangtua dalam proses stimulasi di rumah. Semakin dini dilakukan intervensi, semakin besar peluang anak untuk mengejar ketertinggalan.

Jika Ayah Bunda tinggal di wilayah Bogor dan sedang mencari layanan terapi wicara di Bogor, AMG Clinic menyediakan layanan profesional yang ditangani oleh terapis berpengalaman, dengan pendekatan yang menyenangkan bagi anak-anak.

 


🎯 Kapan Sebaiknya Membawa Anak ke Terapis Wicara?

Segera konsultasi jika Ayah Bunda melihat tanda-tanda berikut:

  • Usia 2 tahun belum mengucapkan 50 kata
  • Tidak bisa menyusun dua kata menjadi kalimat sederhana
  • Tidak memahami perintah verbal sederhana
  • Terlalu sering menunjuk daripada mencoba berbicara
  • Terlihat frustrasi saat mencoba berkomunikasi

 

✨ Kesimpulan: Anak Butuh Didengar, Bukan Dibandingkan

Ayah Bunda, memahami apa yang dirasakan anak saat mengalami speech delay adalah langkah penting untuk memberi dukungan terbaik. Mereka bukan malas bicara, bukan tidak pintar, dan bukan nakal—mereka hanya butuh waktu, bimbingan, dan terapi yang tepat.

Dengan pendekatan yang penuh kasih dan dukungan profesional seperti AMG clinic tempat terapi wicara di Bogor, Ayah Bunda bisa membantu si kecil berbicara lebih lancar dan tumbuh dengan penuh percaya diri.